Nice and Sweet ^o^

Monday 3 November 2008

Me and Shoes

Aku ingat bahwa hari itu aku pergi ke kantor dengan hati yang benar-benar letih. Diselimuti oleh kesedihan dan kebingungan. Aku tidak tau seberapa jelas terlihat, tetapi entah bagaimana mereka (rekan-rekan seruangan denganku) bisa melihatnya. Ternyata…. Aku bukan aktris yang cukup baik. Padahal sudah berusaha bersikap biasa saja :D Salah satu rekanku (sebut saja si mpok), bilang…. “Vin lagi sedih hari ini? Kenapa kah? Duh jadi ikut sedih deh… “ Rekan yang lain (sebut saja yang ini si eneng), bilang… “iya nih…” Tapi dirinya tidak banyak berkomentar. Beberapa lama kemudian datanglah yang lain (sebut saja si emak), bilang…. “si vin keliatannya setengah nyawa amat”. What the #$%^#$.... Padahal aku cuma lagi duduk dan browsing-browsing…

Saatnya makan siang, aku pergi bersama mereka ke sebuah pusat perbelanjaan yang dekat dengan kantor untuk makan siang bersama. Usai makan siang, karena diantara mereka ada yang hendak membeli sesuatu, aku ikut jalan. Yah demikianlah kalau para wanita sudah sampai di pusat perbelanjaan… Selalu ada alasan untuk membeli sesuatu. Aku hanya menemani. Dalam mood yang tidak terlalu bagus karena terbawa rasa letih, plus sedang terburu-buru harus mengejar waktu untuk tiba di client setelah itu. Sebentar-sebentar aku melirik jam tangan. Tentu saja dalam saat-saat seperti itu aku sama sekali tidak punya niat melihat-lihat. Kalimat “si vin hari ini nyawanya cuman setengah neh” entah berapa kali diulang-ulang oleh si emak. Aku diam saja. “Si emak berisik amat”, bisikku dalam hati.

Temanku sudah selesai membeli barang yang dicarinya. Sudah saatnya untuk berjalan kembali ke kantor. Tiba-tiba saja mataku terpaku pada sebuah sepatu yang dipajang. Damn! Itu benar-benar sepatu yang kucari-cari sejak sebulanan yang lalu dan tidak pernah kutemukan yang cocok. Well, aku sama sekali tidak sadar apa yang terjadi dengan nyawaku ketika aku mulai jatuh hati pada sepatu tersebut, mencoba-cobanya, menanyakan harga, dsb. Yah seperti biasanya kaum perempuan kalau sudah melihat sepatu idamannya.

Aku baru sadar setelah beberapa langkah ketika aku keluar dari toko tersebut, si emak bilang lagi “si vin udah langsung ngecharge banget tuh”. Si mpok bilang, “Euh.. Bangeeeet… Persis mulai detik dia ngeliat tuh sepatu… udah langsung di charge FULL!” “Iye.. udah bener-bener beda banget!” kata si emak lagi

Aku baru sadar kalau perilakuku, kata-kataku, candaanku, tawaku, sudah kembali seperti semula. Sudah mulai senang memaki-maki teman-teman yang meracuniku untuk membeli (Karena sebenarnya aku bukan tipe orang yang hobi belanja :p). Lupa dengan waktu yang harus kukejar untuk pergi ke client.

Dan…….. Semua perubahan yang berlangsung drastis dan tiba-tiba itu terjadi hanya karena sepasang sepatu?????????? *sigh*

Thanks to God that I found the shoes at the perfect moment :D

Ada yang pernah mengatakan, persentase terbesar bagian otak wanita adalah belanja. Tadinya kupikir itu hanya bercanda. Sekarang…. Errr…. Mungkin aku akan meneliti sedikit lebih jauh mengenai ini :D Mungkin ada kalanya belanja memang melepaskan suatu hormon yang menyenangkan. Atau mungkin aku selama ini hanya tidak ingin mengakui bahwa diriku pun senang (window) shopping? :p

0 Comments:

Post a Comment

<< Home